Selasa, 23 Desember 2008
Sabtu, 20 Desember 2008
Polonia Nan Menawan...,
Prosesi keberangkatan ke medan ini mengalami banyak kali suasana 'tertawan'.
Tawanan pertama, pemandu yang sedianya memandu TOT sebanyak 2 orang, menjelang keberangkatan tiba-tiba dipermasalahkan oleh yang dipertuan agung. Alasannya, pengalaman pelatihan diberbagai tempat selama ini (menurut versinya yang 'agak' konyol, hehehe...) pemandu yang tandem tidak efektif, seringkali yang mandu hanya satu orang yang lainnya justru santai (kalau mau tidak dibilang 'hanya mengeksploitasi sesamanya pemandu). Nah, sebagai wujud kerja profesional dan tanggung jawab moral, amanah itu saya harus jalani.
Tawanan kedua, ketersediaan tiket, sppd, & osa seperti biasa mengalami super duper telat, sehingga harus balik lagi ke kantor keesokan pagi sebelum berangkat ke bandara. Kalau ini sih sudah biasa, saking biasanya sudah cenderung tidak jadi masalah.
Tawanan ketiga, sebelum berangkat muncul perasaan bersalah dan sedih harus meninggalkan anak dan istri di rumah. Padahal biasanya hari sabtu dan minggu adalah waktu khusus bagi kami bercengkerama baik di dalam maupun di luar rumah (misalnya, sekedar window shopping ke mall atau ke tempat pengajian di masjid Sunda Kelapa). Apalagi, pas banget anak-anak kondisinya lagi drop. Mereka sedang menderita flu berat disertai batuk dan ingus meler dari hidung. Belum lagi si Ade' yang setiap selesai ngempeng susu otomatis beberapa saat kemudian langsung muntah. Waduh, Masya Allah..., sedih & beratnya hati ini meninggalkan mereka walau hanya sekedar 4 hari...(4 hari kok sekedar...?)
Tawanan keempat, sampai di bandara Cengkareng pesawat delay 1 jam..., luar biasa ujiannya!!!
Tawanan kelima, pesawat mendarat pukul 16.13 waktu Medan, tapi baru dijemput pukul 18.09 itupun oleh kawan yang sebelumnya gak janjian akan menjemput.
Lima jenis tawanan yang menawan ini memberikan 'sedikit' pembelajaran untuk lebih banyak ber- refleksi diri. Teringat kalimat ustadz di masjid Al Muslimin Medan, tempat saya dan pak TL KMW 5 menyempatkan diri shalat subuh berjamaah. Kata beliau hidup ini adalah sebuah proses menjalani cobaan dan tantangan. Cobaan harus dihadapi dengan sabar sedangkan tantangan dihadapi dengan jihad.
Selebihnya, kita tunggu kejadian menawan lainnya
Kamis, 11 Desember 2008
Sabtu, 29 November 2008
CherryRed...,
Selasa, 25 November 2008
Nikmatnya Pasrah...,
Manusia seringkali bersentuhan dengan sebuah kata sederhana, pasrah. Tapi sungguhkah kita sudah memahami hakekat pasrah? Setiap kali masuk ke kabin pesawat, duduk, lalu memasang safety belt, hal pertama yang saya lakukan adalah bersikap pasrah. Sikap yang dilandasi oleh kepercayaan, bahwa maskapai penerbangan dengan seluruh kru dan teknologi yang dimilikninya untuk melayani, telah menjalani sistem prosedur secara benar.
Kepercayaan itulah, yang menyebabkan saya sering dengan ringan meletakkan kepala di sandaran kursi pesawat, menikmati penerbangan dengan rasa aman & nyaman yang kuat. Selebihnya adalah manapaki perjalanan hidup. Mengingat segala kekurangan, termasuk mengingat bagaimana kita berbuat terhadap orang-orang terkasih, kerabat, dan sahabat. Akhirnya, menghitung neraca hidup, sungguhkah kita telah menjadi insan bermanfaat bagi orang lain. Atau, mungkin keberadaan kita justrus menjadi persoalan dan beban bagi orang lain.
Pasrah dan kepasrahan mengikuti seluruh standard operating prosedure di dalam pesawat dalam menghadapi aneka situasi dan kondisi pesawat, seringkali membantu saya merasakan betapa nikmatnya hidup. Sekaligus membantu memahami, betapa sebagai manusia kita adalah sesuatu yang sekaligus juga bukan sesuatu.
Kita adalah sesuatu, manusia yang diberikan kelengkapan paling sempurna oleh Allah, ketika kita sadari betul, bagaimana pesawat yang sedang melesat di angkasa ini, merupakan produk dari kekuatan sains dan teknologi dalam bentuk pesawat dengan segala instrumennya mempunyai manfaat yang sangat besar. Inilah yang kita namakan memanusiawikan sain dan teknologi. Tapi ketika menengok ke balik jendela, menyaksikan kota dan pulau yang kita huni sedemikian kecil ibaratkan dalam peta dan globe dunia..., ya ternyata kita memang kecil dan belum jadi apa-apa.
Untuk mengetahui seberapa besar orang miskin menurun jumlahnya dan orang beriman meningkat bilangan jumlahnya, perhatikanlah berapa besar jumlah penumpang pesawat terbang. Makin banyak orang menggunakan pesawat terbang dalam melakukan mobilitas personal dan mobilitas sosialnya, maka kecenderungan menurunnya jumlah orang miskin dan meningkatnya orang beriman makin positif. Semakin banyak orang berpikir menggunakan pesawat, makin besar peluang meningkatnya orang pasrah dan sungguh beriman.
Selebihnnya,
Wassalam
Rabu, 12 November 2008
Update Dayly Activities...,
Keseharian mereka (sampling, sabtu & minggu);
Pukul 03.32 wib (dinihari), salah satu di antara mereka sudah mulai terbangun (yang paling sering sih si Dd'). Kalau bangunnya langsung ke kamar mandi tuk sikat gigi gak masalah, tapi ini justru mengganggu orang di sekitarnya. Lubang telinga atau kuping kami (Ayahbunda & Kk' or Dd', red.) jadi sasaran empuk. (to be continued ya, ada 'tamu') tok...tok...tok
Senin, 27 Oktober 2008
Selisih 9 Hari...,
Subhanalllah
Tarzan Metropolis...,
Minggu, 26 Oktober 2008
Kamis, 23 Oktober 2008
Sabtu, 18 Oktober 2008
No More Tears...,
Artinya, pas Jum'at, 17 Oktober 2008 si Kk' mulai pengembaraannya menggunakan kedua kaki mungilnya. Subhanallah bahagianya.
Senin, 13 Oktober 2008
Nyusun Strategi Doea...,
Bhebe...,
Rabu, 08 Oktober 2008
Si Kk & Dd’ Anak ’Sekolahan’...,
Setelah melalui proses ’searching’ internet dan berbagai sumber, maka TPA Sasana Bina Balita Mitra Bulog yang terletak di Gedung Bulog II Kuningan (Sebelah Grand Melia) menjadi pilihan terakhir. Di samping karena akses ke dan dari kantor sangat dekat juga dukungan fasilitasnya seperti; tempat tidur, tempat bermain indoor, kamar mandi, dapur, ruang makan, & ruang perpustakaan lumayan lengkap. Anak-anak mendapatkan makan siang, dan snack sore. Sementara untuk anak-anak di bawah 1 tahun dan yang masih makan nasi tim memang diminta membawa makanan sendiri. Artinya, si Kk’ gantian sama si Dd’ harus bawa makanan sendiri dari rumah.
Rutinas harian kami semenjak KaD’ jadi anak sekolahan sangat ’menggairahkan’. Gimana tidak? Malam sebelumnya, kita dah harus nyiapin seluruh perlengkapan isi tas (hehehe, kalau teman sekolahnya pada pakai tas khas anak-anak, ini lain sendiri bo’, pake tas pemandu nasional PNPM mandiri Perkotaan). Isi tasnya tuh, mulai dari popok, pakaian ganti 3 pasang, perlengkapan mandi, sampai 4 botol susu besar plus pisang n’ bekal makan siang.
Sebelum azan subuh berkumandang mereka dah bangun duluan. Sepulang dari masjid acara jalan pagi sambil nyarap dimulai. Kalau sudah begini, tunggulah setengah jam lagi proses penguaaaaaaaappppppaaaaannn, huuuuuaaaaaahhhh akan terjadi. Mata jadi redup, agak merengek, dan blassssssshhhh leher akan terkulai lemas di tepi kanan landasan stroller. Dan..., ZZZzzzhhhhhhhh...zzzzhhhhh!!!!!?????
Tertidur sekitar 23 – 27 menit membuat mata KaD’ jadi terang benderang kembali. Kalau dah begini, pesta air baru bisa dimulai. Byyyurrrrr..., trus popokan, pakaian, sisiran, dan siap-siap menunggangi kuda besi menuju ’sekolah’. Sekitar jam 08.24 Wib, tiba di parkiran Bulog, trus menuju lift ke lantai 1. Semenit kemudian, Assalaaaaamualaikuum..., lalu gabung sama teman-teman lainnya.
Sekitar jam 17.01 WIB kami menjemput KaD’. Jam segini si Kk’ atau Si Dd’ lagi main setelah mandi & minum susu. Sepertinya mereka dah hafal kalau segera akan dijemput. Walau terkadang juga sedang bobo, setelah kelelahan karena seharian bermain.
Kalau dibandingkan dengan pembinaan, pengasuhan, dan pelayanan yang diberikan, biaya pendaftaran yang 100.000/6 bulan, 40.000/hari, 800.000/bulan, biaya telat dijemput: 2.000/30 menit pertama, 5.000/1 jam, tergolong murah!!! Sistem yang dipakai, Individual Schedule. Sistem ini membuat anak-anak akan terangsang kemandiriannya karena mengakui adanya perbedaan kebutuhan pada setiap anak. Walaupun kelemahannya juga ada, misalnya anak-anak yang sedang tertidur akan terganggu oleh anak-anak yang sementara bermain.
Kami sadar sepenuhnya, bahwa anak-anak akan lebih baik pengasuhannya bila bersama orang tua di rumah. Hanya saja, kalau kondisinya tidak memungkinkan kita bersama anak-anak di rumah seharian, maka salah satu alternatif di atas adalah pilihan yang tidak terelakkan. Ini sekedar berbagi pengalaman, buat keluarga lain yang ’kebetulan’ mengalami hal yang sama dengan yang kami alami.
Kelebihan memasukkan anak ke TPA dibandingkan dititip ke BS. Para pengasuh & pembina di TPA lebih terdidik dan terlatih menjaga dan mengasuh anak-anak. Mereka sangat telaten dan sayang sama anak-anak. Proses pembinaan anak lumayan terjamin. Kami sangat menyadari bahwa di sana bukanlah tempat yang paling pas untuk menstimulasi & mendidik kreativitas anak. Makanya, anak-anak di rumah tetap wajib mendapatkan rangsangan kreativitas ekstra. Rangsangan itu dapat dilakukan pada subuh & malam pada hari senin – jum’at dan setiap saat pada hari sabtu & minggu.
Kalau bersama BS, kita terkadang masih merasa was-was, jangan-jangan di rumah ikutan juga nonton ketika Mbaknya nonton sinetron favoritnya. Atau kalau hari sabtu dan minggu, dikit-dikit..., Mbaaaaaakkkk!!! Tolong jagain Kk’ or Dd’ dong sebentar..., nah loh?
Senin, 06 Oktober 2008
Jurus Dewa Mabok!!!
Memasuki usia 10 bulan, mereka mulai bergayut pada perabot dan apa saja yang ditemuinya lalu mengangkat badan dan berdiri. Pada masa ini, mereka mampu mengangkat badannya dan bergaya ’empat kaki’. Mereka bergayut pada perabot, menarik badannya ke atas lalu berdiri. Perlahan namun pasti, kemudian melangkahkan sebelah kakinya ke depan, menjejakkan telapak kaki dan menarik badannya hingga berdiri. Edhe...dhe...susahnyami berdiri apalagi melangkah...?
Pada usia 11 bulan, mereka sudah mulai berjalan ke samping sambil merambat pada perabot rumah. Percaya dirinya mulai tumbuh melalui sikap berdiri yang memungkinkan si Kk’ & si Dd’ memindah-mindahkan berat badannya. Mulai pada kaki kiri lalu pindah ke kaki kanan. Dengan kemampuan inilah mereka belajar berjalan di tempat atau melangkah ke samping. Bila kedua/satu tangannya ditatih, Kk’ or Dd’ pun mulai mencoba berjalan. Setelah kakinya melangkah maju, pinggul digerakkan ke depan dan berat badan ditopang telapak kaki. Langkahnya memang masih agak tertahan-tahan, belum mantap dengan kaki terbentang lebar. Sebentar-sebantar..., tanggapo'mi sedenk kepalanya dan langsung tassossor pantatnya ke lantai. Kalau sudah begitu, wwwwwwuuuuueeeeeeeeegghhhh...., maka mengucurlah air mata duyungku, hahaha....
Nah, memasuki usia 12 bulan, mereka sudah bisa berjalan menjurus ke berlari malahan, jika sebelah tangannya dipegang. Langkah-langkahnya memang belum sempurna, masih sempoyongan seperti ’jurus dewa mabok’. Mereka masih seringkali kehilangan keseimbangan hingga kami masih harus memegangnya dan selalu siap menangkapnya bila terjatuh.
To be continued..., kita tunggu perkembangan pas usia setahun...,
Selebihnya, Wassalam
Aim & I@m yang lagi tertatih
Minggu, 05 Oktober 2008
Rama & Fitri (1 Sept - 1 Okt 2008)
Banyak kejadian lucu, menggelikan, dan membahagiakan di Ramadhan & Idul Fitri tahun ini. Subhanalllah, kehadiran mereka membuahkan banyak sekali kenangan yang sulit dilupakan. Semoga Allah tetap menjaga hati kami untuk tidak terbuai dengan kehadiran anak-anak, melainkan makin ingat kepadaNya.
Satu petikan kebiasaan yang rutin mereka lakukan tatkala menjelang waktu sahur adalah membangunkan kami di pukul 02.41 dinihari. Caranya, bisa macam-macam. "Mamma...ma...ma" (minta susu, red.) "Tattaaaa...ttaaa...ta" (ngoceh, ayahbunda bangun, red.). Atau kalau kami belum juga terbangun, maka cara yang paling jitu adalah naik ke punggung atau ke atas perut & dada kalau kebetulan kami lagi terlentang.
Dan, kesan yang paling 'menggelitik' adalah burasa' (masih terhambur) dan ketupatnya (terlalu lembeq) tidak tuntas, padahal toh..., rendang istimewa dan nasu manu' kampong likku'nya bunda dah siap dan mantap bangettttssssss....,
Itu dibuat pas 3 hari menjelang shalat Ied (Hehee.., so soon. The sooner the better khan?).
Nah pas sehari menjelang lebaran (kita rencana mau membayar kegagalan pembuatan ketupat dan burasa di atas) kita keliling seantero Tebet dan Pasar Pedoq mencari bahan ketupat. Hasilnya? Tidak satupun penjual bahan ketupat yang nongol, padahal sehari sebelumnya....wuiihhhh berjubelllll.
Hahahahaaa...,
Jumat, 19 September 2008
Mesraan...,
Rabu, 17 September 2008
M@n in BlAck 3...,
Meloq di bolong Meloq di lango-lango.
(Aku ini pahlawan benang putih
yang siap basah menghadapi warna apapun)
2. Muaq purami di palandang Pemali diliaiq
Muaq purami di pobambaq Pemali di peppondoq-i
(Jika sudah terbentang Pantang dilangkahi Bila sudah diikrarkan
Pantang membelakangi)
3. Dotai sisaraq Salakka annaq uluttaq
Dadi tia sisaraq Loa tongatta
(Lebih baik berpisah Badan dengan kepala Daripada berpisah
Ungkapan yang telah diucapkan)
Selasa, 16 September 2008
GakSopan...,
(Bila ada orangtua genit kembali. Ambilkan sendok nasi pukulkan ke tengkuknya)
KALINDAQDAQ TO SIPOMONGEQ...,
Purai accur Naola saliliq-u
(Tujuh gunung menghalangi tujuh dahan kayu
2. Tennaq rapangdaq uaiq Lambaq lolong lomeang
Mettonang banda Dinaunnaq endeqmu
(Seandainya aku laksana air mengalir kesana-kemari
Maka aku berlinang di bawah naungan tanggamu)
3. Omas diting di rupammu Tiqdi naung di lita
Polei naung Jari ittangjamarroq
(Keringat yang ada di wajahmu Jatuh berlinang membasahi bumi
Kiranya tiba Menjelma intan dan zamrud)
Jumat, 05 September 2008
Labb@ikaAllahumm@...,
Ada satu hadits Rasulullah yang sangat terkenal dan shahih, yang artinya, 'Barangsiapa yang umrah bersamaku di bulan Ramadhan nilainya sama dengan pergi haji bersamaku.'
Menurut para ulama, dari beberapa referensi yang pernah kami baca, umrah Ramadhan itu sangat dianjurkan bagi yang mampu. Perpaduan umrah dan Ramadhan itu menghasilkan keutamaan-keutamaan yang luar biasa. Itu sebabnya, Rasulullah menganjurkan umrah pada waktu Ramadhan. Umrah tersebut dapat dilaksanakan di awal Ramadhan, tengah Ramadhan, atau akhir Ramadhan.Balasan pahala dari Allah SWT di bulan Ramadhan luar biasa. 'Nabi mengatakan, shalat di Masjid Nabawi sama dengan shalat 100.000 rakaat. Sedangkan di bulan Ramadhan, pahala ibadah itu oleh Allah dilipatgandakan. Bayangkan, 100.000 dikalikan berkali-kali lipat, hasilnya tak terhingga.
Kenikmatan spiritual luar biasa lainnya yang kita peroleh ketika melakukan umrah Ramadhan adalah; Tarawih berjamaah 20 rakaat, shalat Tahajjud berjamaah delapan rakaat, dan Witir berjamaah tiga rakaat. Witirnya saja bisa setengah jam, namun terasa sangat nikmat dan tidak membosankan. 'Bacaan imamnya sangat bagus, suasanya sangat syahdu, orang-orang datang ke Masjidil Haram betul-betul untuk beribadah, tidak ada niat lain. Sehingga, suasananya betul-betul kondusif untuk beribadah.
Usai buka puasa dan shalat Maghrib, kita pulang ke hotel. Lalu balik lagi untuk shalat Tarawih berjamaah. Pulang ke hotel lagi. Kemudian balik lagi shalat tahajjud dan Witir berjamaah. Balik ke hotel untuk sahur. Balik lagi ke Masjid untuk shalat Subuh berjamaah sampai usai shalat Dhuha, baru kemudian pulang ke hotel. Jadi, kondisinya memang terkondisikan untuk ibadah.
Umrah Ramadhan merupakan kesempatan emas untuk beramal ibadah maupun merenung sebaik mungkin. Untuk mencapai konsentrasi, tidak ada tempat yang lebih baik selain Makkah dan Madinah (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi).
Ada fenomena bersedekah yang luar biasa di Tanah Suci khususnya pada bulan Ramadhan. Pada bulan Ramadhan, kita bisa saksikan gairah bersedekah yang luar biasa di Masjid-masjid. Orang-orang Arab Saudi berlomba-lomba untuk bersedekah. Mereka berebut untuk memberi sedekah, bukan mencari sedekah.
Kami rindu panggilanMU ya Allah.
Kamis, 04 September 2008
NyekerMata...,
Selasa, 02 September 2008
Sekedarnya...,
Senin, 01 September 2008
FilsafatPembalikanFakta...,
Karena harta, orang asing menjadi seperti saudara. Karena harta juga, saudara menjadi seperti orang asing.
Orang kaya mampu beli ranjang enak, tapi tidak bisa tidur enak. Orang miskin tidak mampu beli ranjang enak, tapi bisa tidur enak.
Orang kaya punya uang buat foya-foya, tapi tidak punya waktu. Orang miskin punya waktu buat foya-foya, tapi tidak punya uang.
Masih muda ingin jadi kaya biar menikmati kekayaan, sudah kaya tidak punya waktu buat menikmati kekayaan. Sekali punya waktu untuk menikmati kekayaan sudah keburu tua tidak ada tenaga.
Hehehe...