Sabtu, 20 Desember 2008

Polonia Nan Menawan...,

Kalau diminta memilih (secara personal) ke medan atau di rumah bersama anak-anak & istri tercinta bercanda tawa ria, maka pilihannya pastilah di rumah bareng mereka. Tapi karena kerjaan tidak memungkinkan pilihan itu, maka berangkatlah saya hari ini ke medan untuk memfasilitasi TOT pelatihan madya 2 untuk klaster KMW 1,2,3 NAD 4 & 5 Medan, KMW 6 Sumbar, dan KMW 9 Jambi, Kepri & Riau.

Prosesi keberangkatan ke medan ini mengalami banyak kali suasana 'tertawan'.
Tawanan pertama, pemandu yang sedianya memandu TOT sebanyak 2 orang, menjelang keberangkatan tiba-tiba dipermasalahkan oleh yang dipertuan agung. Alasannya, pengalaman pelatihan diberbagai tempat selama ini (menurut versinya yang 'agak' konyol, hehehe...) pemandu yang tandem tidak efektif, seringkali yang mandu hanya satu orang yang lainnya justru santai (kalau mau tidak dibilang 'hanya mengeksploitasi sesamanya pemandu). Nah, sebagai wujud kerja profesional dan tanggung jawab moral, amanah itu saya harus jalani.

Tawanan kedua,
ketersediaan tiket, sppd, & osa seperti biasa mengalami super duper telat, sehingga harus balik lagi ke kantor keesokan pagi sebelum berangkat ke bandara. Kalau ini sih sudah biasa, saking biasanya sudah cenderung tidak jadi masalah.

Tawanan ketiga, sebelum berangkat muncul perasaan bersalah dan sedih harus meninggalkan anak dan istri di rumah. Padahal biasanya hari sabtu dan minggu adalah waktu khusus bagi kami bercengkerama baik di dalam maupun di luar rumah (misalnya, sekedar window shopping ke mall atau ke tempat pengajian di masjid Sunda Kelapa). Apalagi, pas banget anak-anak kondisinya lagi drop. Mereka sedang menderita flu berat disertai batuk dan ingus meler dari hidung. Belum lagi si Ade' yang setiap selesai ngempeng susu otomatis beberapa saat kemudian langsung muntah. Waduh, Masya Allah..., sedih & beratnya hati ini meninggalkan mereka walau hanya sekedar 4 hari...(4 hari kok sekedar...?)

Tawanan keempat, sampai di bandara Cengkareng pesawat delay 1 jam..., luar biasa ujiannya!!!
Tawanan kelima, pesawat mendarat pukul 16.13 waktu Medan, tapi baru dijemput pukul 18.09 itupun oleh kawan yang sebelumnya gak janjian akan menjemput.

Lima jenis tawanan yang menawan ini memberikan 'sedikit' pembelajaran untuk lebih banyak ber- refleksi diri. Teringat kalimat ustadz di masjid Al Muslimin Medan, tempat saya dan pak TL KMW 5 menyempatkan diri shalat subuh berjamaah. Kata beliau hidup ini adalah sebuah proses menjalani cobaan dan tantangan. Cobaan harus dihadapi dengan sabar sedangkan tantangan dihadapi dengan jihad.

Selebihnya, kita tunggu kejadian menawan lainnya

Kamis, 11 Desember 2008