Senin, 28 September 2009

JK Tetap Phesidenku....

Kamilah yang akan menjadi 'the rising star' bakal presiden & wapres ke 14 RI, amin (satu-satunya di dunia paket presiden dan wakil presiden 'twin brother'
s

Senin, 29 Juni 2009

JK Plesidentuuuuu...!!!!!


Apapun celitanya, JK Plesidentu. Mo menang kek, kalah kek yang pasti JK fur President..., (Oe..Dade', dikau tuh sebenarnya pilih JK or SBY, pa'nassai. Jarinya mo ngacung nomor 2 atau nomor 3, hehehe.... Dade'...dade'....)

Btw, Kk' Aim pilih siapa ya? (Kk' belum cukup umur..., baru bisa menentukan pilihan 15 tahun 4 bulan kemudian. Trus bukanmi nyontreng..., but tekan tombol, mantappp!!!)

Makassar oh Makassar...,

Janganmi logat de, nanti ta' lipakqi lidanu, ta'kkilirqi lehernu..., biasayyamo...jadi santemilah. Start prom naow...pake logat Makassarmaki deh.

Kamis, 26 Februari 2009

Mu'dani Berat...,

Berpisah untuk waktu yang lama bahkan lama sekali rasanya (kurang lebih 2 minggu, sejak 15 - 27 Pebruari 2009) menyisakan begitu banyak rasa kangen dan kehilangan begitu banyak momentum berharga dan indah bersama istri dan anak-anak di rumah.

Detik demi detik rasanya berlalu begitu hampa tanpa tawa dan canda mereka, telepon dan sms bahkan tak sanggup menggantikan kehadiran fisik mereka. Waktu yang paling menyiksa adalah tatkala akan merebahkan tubuh ini setelah shalat Isya. Terbayang keceriaan dan kebahagiaan bersama mereka, tadinya kupikir dengan berkhayal akan sedikit mengobati rasa itu, tapi...hmmmmm, ternyata itupun tak sanggup mendatangkan rasa itu.

Satu-satunya jalan untuk mengobati sedikit rasa itu adalah berdoa dalam hati agar mereka semua tetap dalam lindungaNya. Semoga Allah segera mempertemukan kami kembali dalam suasana yang sama bahkan lebih ceria dan bahagia dari sebelumnya. Setelah itu tarikan nafas dalam-dalam mengantarkan mata ini sedikit demi sedikit terpejam dan tertidur.

Mimpi indah dalam tidur yang lumayan pulas sedikit berkontribusi mewakili rasa itu. Walaupun sebentar lagi setelah terjaga untuk melakukan shalat lail, rasa rindu tersebut menyerang lagi. Bahkan linangan air mata pun tak sanggup menghilangkan rasa itu. Subhanallah, alangkah bahagianya diri ini andai semua itu sanggup terolah menjadi kerinduan kepada Sang Khalik, sang maha pengasih dan maha penyayang..., ar Rahman dan ar Rahim.

Bunda, Kk' Aim & Dd' Iam..., Ayah sangat rindu kalian. Ayah ingin segera pulang memeluk dan merangkul kalian bertiga. Ayah janji tidak akan berpisah lagi untuk waktu yang lama.

Ya Allah, terima kasih atas nikmat 'rasa' yang kau anugerahkan ini. Alhamdulillah ya Allah, Syukran. (tulisan ini diakhiri, pas gema adzan subuh di mushallah, dekat tempat nginap, berkumandang. (Hayya'ala sholahhhh, Asholatu khairum minannaum...,)

Rabu, 25 Februari 2009

Antares Medan..,

22 Pebruari 2009, terbang dengan Garuda menuju Medan untuk memandu TOT Pemandu Klaster Medan selama 3 hari (sampai 25 Pebruari 2009). Pelatihan kali ini rada berbeda dengan pelatihan-pelatihan yang pernah diadakan sebelumnya. Kali ini pesertanya diikuti oleh seluruh pemandu yang ada di pulau Sumatera. Sebelumnya hanya diikuti oleh pemandu lokal dari NAD, Sumbar, Sumbagu, Kepri, Riau, dan Jambi.

Momentum itu sekaligus menjadi ajang perpisahan bagi sebagian pelaku yang akan segera berpindah tugas ke Jawa dan Sulawesi. Hotel Antaraes menjadi saksi bisu riuh rendahnya tawa dan canda di tengah keceriaan semua pemandu yang mengikuti konsolidasi tersebut.

Minggu, 15 Februari 2009

Horeeee..., Balik Kampung...,

Alhamdulillah, akhirnya niat pulang kampung berkumpul keluarga besar di Makassar dan Bone terwujud sudah.

Jum'at, 6 Pebruari 2009 by Lion, kami meninggalkan Jakarta tepatnya pukul 12.45 Wib. Prosesi kepulangan kami menyisakan banyak sekali pengalaman berharga yang dihadapi baik menjelang, saat, dan setelah perjalanan. Subhanallah semuanya terlewati dengan rasa syukur yang teramat dalam.

Senin, 12 Januari 2009

MagMyPic


Create Fake Magazine Covers with your own picture at MagMyPic.com


Tangkuban Perahu...,

31 Januari - 1 Pebruari 2009, bareng tim sosialisasi Konsultan Manajemen Pusat, kami menuju kota Bandung. Sebelum menuju hotel di kawasan permandian air panas Ciater, anak-anak kami sempatkan mampir ke Gunung Tangkuban Parahu.

Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu, sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.

Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, di sekitarnya rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Suhu rata-rata hariannya adalah 17oC pada siang hari dan 2 oC pada malam hari.

Setelaha seharian istirahat di hotel, kami sempatkan mandi air panas Ciater. Katanya sih air panas Ciater tak hanya digunakan untuk mengobati berbagai penyakit kulit, tapi juga efektif untuk mengobati lumpuh, seperti karena stroke. Sebab, air tersebut dapat membantu memperkuat kembali otot-otot dan ligamen serta memperlancar sistem peredaran darah dap sistem pernapasan. Efek hidrostatik dan hidrodinamik air Ciater membantu menopang berat badan saat latihan berjalan. Sedangkan efek panas menyebabkan pelebaran pembuluh darah, meningkatkan sirkulasi darah dap oksigenisasi jaringan, sehingga mencegah kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri serta menenangkan pikiran.

Kandungan ion-ion terutama khlor, magnesium, hidrogen karbonat dan sulfat dalam air Ciater, membantu pelebaran pembuluh darah sehingga meningkatkan sirkulasi darah. Selain itu pH airnya mampu mensterilkan kulit. Maklum saja, karena lingkungan yang sangat asam kuman-kuman akan mati.

Si Kk' dan si Dd' sangat menikmati air Ciater, walau tidak bisa berendam lama, karena kebetulan hari lagi hujan lebat. Siplah yang yang pasti.

Rabu, 07 Januari 2009

Mutiara dari seorang Rekan...,

Jangan didik anakmu laki-laki, bahwa kekuatan dan keperkasaan adalah segalanya.
Ajari dia untuk mencintai dan menerima dirinya apa adanya. Jangan didik anakmu laki-laki,
untuk mengejar kehormatan dan kekuasaan. Ajari dia untuk mengejar cinta kasih dan kebijaksanaan.

Jangan larang anakmu laki-laki jika ia menangis. Dan jangan katakan padanya bahwa laki-laki tak boleh cengeng. Ajari dia untuk mengenali dan menerima perasaannya. Bahwa air mata adalah anugerah Tuhan yang indah. Sehingga ia belajar untuk tidak frustasi oleh emosinya. Dan jika dewasa ia telah belajar untuk hidup dengan seutuhnya.

Jangan didik anakmu perempuan, bagaimana menjadi cantik. Ajari dia untuk mencintai dan menerima dirinya apa adanya. Jangan didik anakmu perempuan, bagaimana untukm menyenangkan laki-laki. Ajari dia untuk menyenangkan hati Tuhan.

Jangan larang anakmu perempuan, jika ia menikmati melompat, berlari, dan memanjat. Jika ia suka menjelajah dan mengutak-atik benda-benda. Jangan kaupaksa dia untuk duduk manis diam dan tenang. Karena jiwanya yang ingin bebas jadi dirinya sendiri dan juga rasa ingin tahunya yang telah Tuhan anugerahkan telah kaubonsai dan kaurusak sejak dini.

Isilah rumahmu dengan cinta, hikmat, dan kebijaksanaan bukan dengan harta, keindahan tubuh, gelar, dan kekuasaan.

Bagikanlah kepada anakmu laki-laki dan perempuan keindahan menikmati mentari pagi. Kehangatan rasa ketika menggenggam pasir, kemesraan seekor kupu-kupu hinggap di atas bunga dan merdunya suara tetes-tetes hujan. Jika kau ingin anakmu rajin beribadah,
gemakan keberadaan Tuhan dalam dirimu. Ia takkan bisa kaupaksa berdoa dan shalat ketika dia tak dapat menangkap makna ibadah darimu.

Jika kau ingin anakmu mencintai pengetahuan, pancarkan rasa ingin terus belajar.
Nasihatmu tak akan bisa membuatnya mau membaca ketika dia tak pernah menyaksikan engkau menikmati buku.

Jika kau ingin anakmu penuh kasih sayang, tunjukkan cinta kasihmu kepadanya dan sesama. Kata-kata saja tidak akan mempan membuatnya mengasihi, jika ia tak pernah merasakan cinta darimu.

Untuk anakmu engkau adalah teladan yang utama, tak perlu banyak kata, tiada perlu jutaan nasihat. Jika kau ingin anakmu hidup seperti yang kauinginkan, Hiduplah demikian!

Senin, 05 Januari 2009

Sumbernya Lupa...,

“Jagalah pikiranmu, karena pikiranmu akan menjadi ucapanmu. Jagalah ucapanmu, karena ucapanmu akan menjadi perbuatanmu. Jagalah perbuatanmu, karena perbuatanmu akan menjadi sifatmu. Jagalah sifatmu, karena sifatmu akan menjadi karaktermu. Jagalah karaktermu, karena karaktermu akan menentukan nasibmu..."